Petani Porang Manggarai Timur Gelar Bimtek Pascapanen Pertanian

Editor: Anonim


liputan6online.com
| NTT- Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen pertanian kementerian pertanian Gandeng komisi IV DPRI dalam melakukan Bimtek Pascapanen bagi para petani porang diwilayah Manggarai Timur. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Senin 06 September 2021 diaula Mari Yos Gololada Borong.


Untuk Meningkatkan ekspor komoditi pertanian 
Dari ujung barat hingga timur pulau Flores dan lebih khusus Manggarai Raya sangat fokus pada Bimtek budidaya hingga bimtek paska panen tanaman porang.
Tarsan Talus Anggota DPRD Manggarai Timur dari Fraksi Nasdem mengatakan bahwa Spirit budaya menanam di Manggarai Timur saat ini sudah sangat meningkat. Dengan semangat inipun semestinya kita dukung dengan melakukan sebuah pelatihan atau Bimtek yang berkaitan dengan pertanian.
Oleh karenanya Hari ini merupakan hal yang luar biasa karena para petani porang yang di Mamggarai Timur melakukan Bimtek yang berkaitan dengan pengolaan pascpanen yaitu Bimtek proses pengeringan Chip Porang serta produk turunanya. Harapan besar dari kita bahwa semoga dengan ikutnya pelatihan ini para petani porang mampu menerapkannya ditengah masyarakat.

Sementara staf ahli Anggota DPRI A-385 Jener Alison Bana mewakili Ny. Julie Sutrisno Laiskodat saat ditemui media Liputan6online.com mengatakan bahwa kita sudah lakukan pelatihan budidaya tanaman porang diwilayah Manggarai Barat dan saat ini kita lakukan bimtek pasca panen diwilayah Manggarai Timur.

Alasan utama kita memilih manggarai Timur karena petani Manggarai Timur sudah lakukan budidaya tanaman porang. Oleh karena semangat inipun kita berupaya untuk lakukan pelatihan  Bimtek pascapanen tanaman porang.

"Jujur saja kami sangat bangga dan apresiasi karena Petani di Manggarai Timur sudah menanam dan mendapatkan hasil yang luar biasa yaitu dengan Budidaya terbatas bisa menghasilkan umbi porang yang berkualitas. Coba kita lihat umbih porang yang dibawah oleh para petani porang saat pelatihan bahwa umbihnya Belum setahun berat sudah bisa mencapai 18-20 kg", ucapnya.

Lebih lanjut katanya bahwa saat ini para petani di Manggarai Timur sudah siap mulai dari budidaya tanaman porang. Sehingga saat ini kita  lakukan bimtek pasacapanen tanaman porang agar yang dijual nanti bukan hanya umbi saja akan tetapi ada model-model lain. Jual umbi dengan satuan harga hanya 12.000 tidak mungkin berpengaruh tinggi terhadap peningkatan ekonomi akan tetapi apabila setelah diolah pasti nilai harganya pasti lebih meningkat dan daya ekspornya juga lebih luas.

Terkait upaya untuk selanjutnya bahwa pihaknya Nanti akan berusaha untuk membuat sertifikasi bibit porang. Karena Keuntungan dari sertifikasi itu adalah Nilai jualnya lebih meningkat serta kualitas produksinya juga lebih efektif.

Sedangkan Kadis pertanian kabupaten Manggarai Timur Yohanes Sentis dalam laporanya mengatakan bahwa luas lahan untuk tanaman pangan di Kab. Manggarai Timur Hingga 2020 terdiri dari: Lahan sawah (Fungsional): 51.217 Ha dan Lahan Pertanian bukan sawah 215.528,2 Ha. 
Lahan Fungsional Meliputi: Lahan Irigasi teknis: 537.53 Ha, irigasi Setengah teknis: 4.197,11 Ha, irigasi sederhana: 4.934,40, irigasi d3sa/PU: 828,77 dan tadah hujan: 4.759,15 Ha. 
Sedangkan lahan pertanian bukan sawah menurut penggunaan terdiri dari: Lahan/tegalan Kebun: 39.712,10 Ha, Ladang/ Huma : 18.189,00 Ha, Perkebunan : 50.830,60 Ha, Lahan Tanaman kayuan/Hutan rakyat : 17.856,30, Lahan Pengembalaan/ padang rumput: 8.864,00 Ha, Hutan Negara: 13.881,40 Ha, Lahan Sementara tidak difungsikan: 44.779,00 Ha, Lainya : 21.415,80 Ha.
Untuk luas lahan tanaman Porang di wilayah Manggarai Timur katanya bahwa ditahun 2020 luas lahan tanaman porang sebesar 1.308 Ha. Hingga saat ini para petani kita sudah panen hasil porang dan diperkirakan sebanyak 1.308 Ha dikalikan 15 ton perhektar berarti 19.620 ton. 19.620 ton dikonversi ke Kilogram lalu dikali harga Rp. 6.000 berarti senilai Rp. 117.720.000.000 (seratus tuju belas miliar tuju ratus dua puluh juta). Ini merupakan hasil yang fantastis dan Hasil ini juga dijual dalam bentuk gelondongan. Lebih lanjut katanya bahwa semoga dengan kegiatan Bimtek pasca panen tanaman porang ini dapat  membuahkan hasil yang lebih meningkat lagi akan nilai ekonomi masyarakat petani.

Bupati Agas  yang membuka kegiatan bimtek tersebut dalam sambutannya menyampaikan, pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Manggarai Timur dititik beratkan pada empat sektor yaitu, tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, dan peternakan, ungkap bupati agas di sela-sela kegiatan berlangsung.

Diungkapkan Bupati Agas, sentra pengembangan tanaman porang sebelumnya terdapat di Kecamatan Elar dan Kota Komba. Namun lanjutnya, akhir-akhir ini penyebarannya cukup merata di seluruh kecamatan. 

Kondisi ini, tambahnya, menunjukkan bahwa animo masyarakat menanam porang dan permintaan pasar sangat tinggi.

"Kegiatan bimtek pascapanen yang di selenggarakan  saat ini  menjadi sebuah rahmat untuk kita membuktikan bahwa Pemkab Matim memiliki komitmen yang besar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produksi porang baik jumlah maupun kualitas produk yang dihasilkan".

Bupati Agas berharap, dengan adanya bimtek ini dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan penanganan pascapanen porang serta meningkatkan keterampilan dan memotivasi petani untuk menangkap peluang usaha pengolahan umbi porang.

Kita harus berpikir kepada produk olahan dari Porang ini, supaya nilai ekonomisnya bertambah dan semakin banyak orang yang terlibat dan mendapat manfaat dari komoditi Porang ini. Kita memasuki era menjual produk olahan. Stop menjual barang mentah.

Selain Bimtek ada bantuan hasil aspirasi anggota komisi IV dari partai nasdem Ny. Julie Sutrisno Laiskodat berupa satu unit mesin pengering porang untuk kelompok Tiwu Gelo Desa Gunung Baru, sedangkan alat Mie Porang untuk kelompok Suka Maju desa Ccompang Soba, KWT Campe Saep desa Rana Kulan, KWT Wela Dia desa Mokel Morid, KWT Mentari Pagi Mbata desa Rana Mbata, KWT Lendo Subur 2 Desa Gunung Baru.

Terpantau, turut hadir dalam kegiatan ini, toko agama, tim Balitbang Paska Panen NTT, para petani porang dari Desa Rana Kulan,  Kecamatan Elar sebanyak 30 orang. 

Hadir pula, para petani dari Kampung Lendo Desa Gunung Baru, Kecamatan Kota Komba Utara sebanyak 30 orang. Dan, Masing-masing 40 orang berasal dari desa sekitar Kecamatan Elar dan  Kecamatan Kota Komba Utara. Sedangkan 20 orang terdiri dari Tim-PKK Matim dan Dinas Pertanian Matim.
(L6OC/Eposth Ngaja)
Share:
Komentar

Berita Terkini