liputan6online.com | NTT- Borong sedang mendung sore itu, saat EB 2 J meninggalkan kompleks rumah jabatan di Golo Lada Borong. Kali ini mobil Wakil Bupati hanya ditemani oleh satu mobil Prokopim dan satu lagi mobil dari bagian umum yang bermuatan logistik.
Kunjungan akhir pekan kali, Sabtu 4 September 2021 ini, menyasar desa Lembur di Kecamatan Kota Komba. Jarak tempuh dari Borong kurang lebih 30 menit. Jalannya relatif mulus.
Kepada media Liputan6online.com Kabag Prokopim Jefrin Haryanto mengabarkan tentang aktivitas akhir pekan ini, sebagai rutinitas yang sering dilakukan Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Timur, saat situasi Pandemi.
"Ini kegiatan rutin saja Ade. Selama fase pandemi ini, Bapa Bupati dan Wakil Bupati minta diagendakan untuk selalu turun ke desa, supaya betul-betul merasakan situasinya, jelas Jefrin saat ditemui di depan rujab 2, sesaat sebelum berangkat, sambil mengajak teman-teman media untuk ikut bersama ke Lembur.
Ditanya apa saja kegiatan yang akan dilakukan di desa Lembur, Jefrin mengaku belum mengetahui detailnya, tapi yang jelas pasti ada warga yang dikunjungi secara khusus.
"Detailnya saya belum bisa rincikan ade, tapi sepertinya akan ada beberapa orang yang akan dikunjungi secara khusus karena ada cukup banyak sembako yang dimuat di mobil logistik, lanjut Haryanto.
Beberapa rekan jurnalis, tampak ikut bersama mobil Prokopim, untuk meliput giat wakil Bupati Matim diakhir pekan awal September.
Kali ini mobil Wakil Bupati yang memandu jalan. Sesuatu yang tidak lasim. Biasanya harus ada mobil Patwal. Rupanya kali ini Wabup Jaghur lebih memilih tanpa pengawalan. Hal itu terkonfirmasi dalam obrolan kami dengan Jefrin Haryanto sepanjang perjalanan.
"Beliau berdua ini tidak selalu dikawal, sangat tergantung situasinya. Macam hari ini tempat yang mau dituju itu hanya diketahui Pa Wakil, jadi kita mengikuti saja. Ini yang sering mengejutkan dari beliau e Ade, 'cerita Jefrin, persis ketika mobil kami melintasi Seminari Kisol.
Mobil Wakil Bupati yang berada paling depan ternyata tidak langsung menuju rumah gendang Aghos. Mendadak mobil berbelok ke salah satu gang, dan berhenti persis di depan rumah yang belum rampung plesterannya. Rumah yang kemudian kami ketahui adalah rumah Bapak Bernadus Parus, seorang bapak keluarga yang mengalami stroke.
Wabup Jaghur dalam bahasa dan dialek Manus yang khas menyapa pria yang dua tahun terakhir ini hanya bisa terduduk lemah di kursi rodanya. Bapak Nadus (69) hanya bisa mengangguk lemah. Ada rona bahagia yang terpancar dari matanya.
Wabup Stefanus sempat beberapa kali memeluk Bapak Nadus, sedangkan Ibu Alexandria langsung menemui istri bapak Nadus yang juga sedang tidak sehat kondisinya.
Kunjungan seperti ini selalu menghadirkan haru. Bapak Bernadus yang tak kuasa bicara, tampak meneteskan air mata.
Wabup Jaghur sempat menyampaikan salam dari Bupati Ande, yang tidak sempat hadir, sebelum menyerahkan beberapa paket sembako dan uang.
"Salam dari Bapa Ande yang tidak berkesempatan hadir. Jangan liat apa yang kami bawah ini, tapi liat isi hati kami berdua. Semoga Bapa Nadus cepat pulih dan bisa kembali bekerja, ujar Wabup Stef dalam dialog manus yang karib.
Dari rumah Bapa Nadus, ada 3 rumah lagi yang dikunjungi secara maraton. Seorang bocah usia 6 tahun bernama Yohana yang mengalami kelumpuhan karena ada kelainan di tulang ekornya.
Ibu Aleksandria saat memasuki rumah yang hanya berdinding bambu itu, langsung menggendong Yohana yang tampak sumringah. Senyumnya menenangkan. Matanya yang teduh memberi pesan yang mendamaikan. Istri Wabup Stefanus itu langsung akrab dengan Yohana dan mengajaknya ngobrol.
Yohana yang belum cukup lancar berbicara itu hanya tersenyum. Beberapa pertanyaan Ibu Wabup pun hanya dijawab dengan anggukan dan gelengan.
Sebagaimana di tempat sebelumnya, Wabup Jaghur dan Istri menyerahkan bantuan sembako dan sedikit uang untuk keluarga Yohana. Sembari menyampaikan pesan dari Bapa Bupati Ande, yang tidak sempat hadir.
Rumah ketiga yang dikunjungi adalah rumah seorang bocah berusia 11 tahun dengan gejala Celebral Palsi. Namanya Patrisius. Putra dari Gregorius Ngonti dan Maria Densi ini awalnya kelihatan normal-nomal saja, lalu satu waktu dia panas tinggi lalu sejak itulah kondisinya jadi seperti ini.
"Waktu lahir normal Bapa Wakil, tapi di usia dua bulan, Patris ini panas tinggi, dan jadilah seperti ini sejak saat itu, jelas Maria Ibu Patris dengan tangis yang tertahan.
Ibu Aleksandria Anggal spontan memeluk ibu Maria, sambil memberi pesan supaya jaga Patris.
"Jangan putus asa rawat Patris yah. Jaga dia baik-baik, jangan sampai dia sedih. Kamu tidak boleh putus asa. Beri dia semangat, "pesan Istri Wabup yang masih aktif mengajar di SMPN 1 Borong ini.
Rumah terakhir yang dikunjungi sore itu, seorang anak berusia 13 tahun. Namanya Sebastianus Yoga Juang. Yoga mengalami kelumpuhan sejak lahir. Untuk Yoga, Bapa Wakil Bupati dan Istri, selain memberi bantuan sembako dan uang, juga memberikan kursi roda untuk Yoga, yang konon namanya diambil dari nama paket Yoga (Yosep Tote dan Andreas Agas) .
" Yoga ini lahir saat paket Yoga Kampanye di kampung ini 13 tahun yang lalu. Saat itu Bupati Agas calon Wakil. Itulah kenapa namanya Yoga Juang, itu semua untuk mengenang peristiwa itu. Salam dari Yoga untuk Bapa Bupati Ande. Semoga tetap sehat dan sabar menghadapi segala tantangan. Sekali lagi tidak ada yang kebetulan, kalau Bapa Stef mengunjungi kami, karena memang Tuhan menuntun Bapa Wakil untuk bertemu Yoga, ucap Ayah Yoga, sambil mengusap pelan kepala Yoga yang sangat sumringah mendapat kursi roda barunya.
Sebina Jemumu, Ibu Yoga tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih kepada Bapa Stef dan Ibu.
" Saya macam mimpi saja Pa. Tidak sangka Bapa Wabup datang liat Yoga. Bawa kursi roda yang sudah lama kami rindukan. Tuhan mendengar doa kami hari ini, ucap ibu Sabina, sambil mengusap air matanya yang tidak terbendung.
Sungguh akhir pekan yang tidak biasa. Ada kebahagiaan dalam wajah mereka yang sakit ketika dikunjungi. Siapapun yang hadir dalam momentum seperti ini pasti akan mendapatkan banyak cerita dengan ragam perasaan di dalamnya.
Wabup Jaghur ketika dimintai komentarnya terkait kunjungan ke warga diffabel, mengaku bahagia bisa berbagi.
"Dengan mengunjungi orang-orang berkebutuhan khusus, saya selalu disadarkan bahwa Tuhan itu Maha besar, karena kita bisa melihat keagungan dan kebesaran Tuhan dalam wajah orang-orang cacat. Saya dan Pa Ande sepakat bahwa sesibuk apapun kami berdua kami menyempatkan diri mengunjungi warga yang cacat. Sama juga dengan orang dengan gangguan jiwa. Komitmen kami berdua sama untuk memberikan perhatian yang penuh, "papar ketua DPD Nasdem Manggarai Timur itu.
Demikian akhir pekan seorang Wakil Bupati. Selalu ada cerita. Selalu ada pesan. Selalu ada halaman yang bisa dituliskan untuk pengalaman-pengalaman yang sering kali terlupakan.
Desa Lembur menjadi berbeda malam itu. Dari kejauhan ada sayup tabuhan gong gendang, mbata yang melipur hati dan tentunya aura sakral yang terhembus saat menyambut seorang pemimpin. Malam itu berakhir dengan beberapa perayaan kegiatan budaya di rumah gendang Aghos. (L6OC/Eposth Ngaja)