liputan6online.com | NTT- Tepat dibulan juli dan baru pertama kali diriku tinggal di kos setelah menyelesaikan studi diperguruan tinggi. Aktivitasku sehari-hari sebagai jurnalis online yang setiap saat harus mencari informasi. Sebelumnya diriku tinggal bersama orang tua dikampung. Namun karena ingin hidup mandiri diriku memutuskan untuk membiayai sendiri terkait kebutuhanku setiap hari dan salah satunya berkaitan dengan tempat tinggal. Dikos saya tinggal dengan dua orang sahabatku. Kebetulan kami bertiga masih bujang sebab belum ada target untuk hidup berkeluarga ataukah mungkin karena tidak ada cewe yang menyukai kami.
Hehehehehe...
Saat berada dikos dan berbulan-bulan diriku mulai perlahan mengenal orang-orang disekeliling termasuk si dia yang kusuka.
Awal mulanya hanya sebatas tegur dan sapa namun dengan hal sederhana itu aku mulai timbul rasa yang tak pernah kuduga.
Ah.... bagiku itu biasa-biasa saja atau mungkin terpesona dengan gayanya sesaat. Tau saja laki-laki kalau melihat lawan jenis apalagi dikos tempat saya tinggal sedikit sepi dan ceweknya cuman dia dengan sahabatnya, pikirku dalam hati.
Si Dia Yang Kusuka....
Pasti banyak yang bertanya dia itu siapa??
Dia merupakan seorang guru yang mengajar di salah satu lembaga pendidikan di Borong. Selain jago mengajar dia juga jago bermain musik. Segala jenis musik dia tau bahkan suaranya kalo menyanyi seakan seperti Taylor Swith. Bagiku dia adalah mahkluk yang sempurna yang Tuhan ciptakan. Apalagi kalau menjadi kekasihku seakan itu adalah surga yang kutemukan, ah pikiranku seakan aneh-aneh hehehee.
Lama kelamaan rasa itupun semakin menghantui pikiranku. Sehari tak melihat wajahnya dikos membuatku sedih. Aku malu mengatakan tentang rasa ini dan akupun mulai gugup ketika berhadapan dengannya.
Memang harus diakui bahwa saya adalah laki-laki yang tidak punya keberanian. Apalagi mau katakan sebuah perasaan kepada lawan jenis.
Setelah beberapa minggu aku berupaya untuk bisa berkomunikasi dengannya terkait rasa yang ada ini. Sambil berupaya untuk berkomunikasi dengan dia akupun melacak tentangnya melalui rekan kerjanya. Hingga akhirnya aku mendapatkan nomor handphonenya (HP).
Maksudku dapatkan nomor telfonnya guna untuk bisa komunikasi lebih intens berkaitan dengan rasa yang ada dengannya. Diriku tak bisa katakan semua yang ada dalam hati secara langsung sebab takut kalau si dianya tolak. Hhhhhmmmmmmm!!!!
Sejak kudapatkan nomornya aku mencoba menghubunginya. Saat kuhubungi dia pertama kali lewat via telfon diriku tak menyebutkan identitasku yang sebenarnya. Aku malu kalau dia tau apalagi sesama kos.
Selama berminggu-minggu aku kerjain dia lewat via telfon. Dirinyapun kesal dengan sikapku yang selalu mengganggunya dan akhirnya dia tidak mengangkat telfonku serta memblokir nomorku. Akupun kecewa dengan semua itu. Hingga kini akupun bingung harus bagaimana untuk katakan semuanya itu kepadanya.
Sekarang baru sadar bahwa Kita tak pernah bisa menentukan kapan perasaan di dalam hati tiba-tiba memiliki perasaan ingin memiliki. Karena perasaan tak memiliki tombol “on-off” yang bisa diatur kapan berfungsi dan kapan berhenti. Ini tentang cinta dan perasaan. Bukan tentang logika mana yang benar dan yang salah.
Kata orang, cinta itu adalah pilihan. Namun bagiku, cinta itu tak menyisakan satu pun pilihan. Cinta itu hanyalah bilangan ganjil, yang tak menciptakan ruang untuk memilih. Cinta itu adalah bilangan telak, tentang mencintai, salah mencintai atau mungkin tak dicintai.
Tak dicintai atau mungkin sudah tak dicintai lagi adalah masalah klasik dalam cinta. Mayoritas manusia pernah mengalaminya. Dan mayoritas diantaranya pun berhasil bangkit dari kekecewaan itu.
Kalau sudah begini, mau bilang apa lagi? Terbodohi oleh cinta memang sesuatu yang konyol, namun takdirlah yang membuat hati menjadi sedikit berantakan. Perasaan memang sudah terombang-ambing seperti perahu tanpa nakhoda. Namun mau tak mau, perahu itu harus tetap sampai pada tujuan.
Mungkin lewat tulisan ini aku ingin meminta maaf padanya bahwa sebenarnya saya sangat mencintainya. Bukan karena penampilannya yang menarik, tapi ini semua tentang rasa yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.
Harapan besarku semoga dirinya membaca tulisan ini biar dia tau bahwa aku mencintaimu tanpa kata.
Tulisan ini merupakan curahan hati seorang sahabat yang selalu gagal dalam romantika.
By. Epost Ngaja.
Manggarai Timur, 27 oktober 2021.