liputan6online.com | NTT- Tepat pada 26 oktober 2021 lalu dikampung Weso desa Nanga Puun, Kecamatan Elar Selatan menjadi sebuah kisah tragis yang terjadi pada KA dan LS.
KA (54) yang merupakan salah seorang Diasbilitas asal Elar Selatan Manggarai Timur dianiaya oleh YD oknum Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mengajar di SDK Lando Nanga.
Bukan hanya KA yang dilakukan aksi tak terpuji itu namun LS (64) juga seorang kakek menjadi korban. Hal tak terpuji yang dilakukan YD terpaksa harus dirasakan oleh sang kakek dan orang yang memiliki keterbatasan fisik itu.
Sedih bercampur marah yang dirasakan pihak keluarga terpaksa harus memilih jalur hukum.
Kronologis kejadian
Kepada Wartawan, Jumat 29 Oktober 2020 di Borong. LS menceritakan kejadian itu bermula, saat Guru YD mendatangi rumahnya. Pada, Selasa (26/10) sekitar Pukul 18:00 Wita.
"Saat itu kami sedang nonton video yang ada di Handphone. Kami dikagetkan tiba - tiba guru YS masuk ke Rumah dan berteriak- teriak. Tiba - tiba Dia (YD) langsung memukul Saya menggunakan tangan. Dan mengenai hidung dan mulut Saya", tutur LS.
LS melanjutkan, akibat pukulan itu hidungnya berdarah. Pada malam itu juga, LS dan beberapa keluarganya langsung menuju Kapospol Elar Selatan, laporkan peristiwa itu.
Setelahnya itu, LS bersama keluarga didampingi Kapospol Elar Selatan Pit Amir. Menuju Puskesmas Runus untuk lakukan Visum.
Sepulangnya dari Puskesmas, LS bersama keluarga dikagetkan dengan pengakuan KA, yang tak lain adalah Saudaranya. Dengan gunakan bahasa isyarat, kalau dirinya juga sempat jadi korban dari kebrutalan guru YD.
Dengan Wartawan menggunakan bahasa isyarat KA mengakui, kalau dirinya sempat dipukul oleh Guru YD. Sesaat sebelum guru YD memasuki rumah. Saat itu KA berada di depan rumah. Rabu pagi 27 Oktober, Kapospol Elar Selatan mendatangi lokasi untuk lakukan olah TKP.
(L6OC/Eposth Ngaja)