liputan6online.com | NTT- Petugas satuan polisi pamong praja (Satpol PP) Kabupaten Manggarai Barat, menegur puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di spot wisata puncak waringin, Labuan Bajo. Kamis, (25,11/2021) malam.
Teguran lisan tersebut, merupakan tindakan persuasif yang dilakukan Satpol PP Mabar dalam rangka menjaga menjaga kenyamanan pengunjung wisata puncak waringin.
“Kami menegur pedagang agar tidak boleh berjualan di lokasi ini (Puncak waringin), karena di sini tak punya tempat untuk berjualan”, ujar Kabid Penindakan Satpol PP Manggarai Barat, Abdul Kuang. Kamis malam.
Abdul menuturkan petugas menemukan para pedagang yang menjual minuman kopi dan aneka camilan di tempat duduk wisata Puncak Waringin. Tentu kata Abdul, para pengunjung tidak nyaman dengan ulah para pedagang tersebut.
“Kami menemukan para pedagang berjualan kopi di tempat duduk sehingga membuat pengunjung tidak nyaman, selain itu ada pedagang buah yang menggunakan mobil yang yang mengakibatkan kemacetan di lokasi itu”, ujar Abdul Kuang.
Kedepan kata Abdul, akan menindak tegas para pedagang jika masih bandel berjualan di lokasi wisata puncak waringin.
“Kedepan yang melanggar akan di kenakan denda. Regulasinya sementara kami susun”, kata Abdul.
Untuk diketahui Puncak Waringin merupakan salah satu destinasi wisata di pariwisata super premium Labuan Bajo, Manggarai Barat.
Di lokasi tersebut, pengunjung dapat menikmati pemandangan matahari terbenam tiga kali lebih baik dibandingkan tempat lain. Karena pemandangan dilengkapi dengan siluet pulau-pulau dan siluet ratusan kapal pinisi yang parkir di pelabuhan Labuan Bajo.
Pengunjung mengaku tak nyaman
Wisatawan lokal yang berkunjung pada malam hari di lokasi wisata Puncak Waringin mengaku tak nyaman dengan para pedagang di lokasi itu. Pasalnya saat sedang menikmati indahnya sunset atau sekedar memotret gambar, padang mondar-mandir berjualan.
“Tidak nyaman dengan keberadaan para pedagang di sini kak. Tempat duduk dipakai untuk berjualan padahal kita ingin punya waktu yang lama di sini. Terus mau foto mereka mondar-mandir akhirnya terganggu”, ujar Nadia (28 tahun) pengunjung wisata Puncak Waringin. (L6OC/Eposth Ngaja)